(http://pope-at-mass.blogspot.com/2014/09/homili-paus-fransiskus-dalam-misa-4.html)
Bacaan Ekaristi : 1Kor 3:18-23; Luk 5:1-11
Paus Fransiskus merenungkan rahmat Sabda Allah yang mengubah serta mengundang
orang-orang Kristiani untuk mengakui dosa-dosa mereka dan membiarkan
diri mereka diubah oleh perjumpaan mereka dengan Kristus. Itulah inti
pokok homili Paus Fransiskus dalam Misa harian Kamis pagi 4 September
2014 di Casa Santa Marta, Vatikan.
Selama homilinya, Paus
Fransiskus merenungkan Surat Pertama Santo Paulus kepada jemaat di
Korintus yang berbunyi: "Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya
berhikmat menurut dunia ini, biarlah ia menjadi bodoh, supaya ia
berhikmat. Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah"
(3:18-19). Paulus – beliau mengatakan – sedang berbicara kepada kita
bahwa kekuatan Sabda Allahlah yang membawa perubahan hati yang
sesungguhnya, yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, memberi kita
harapan, memberi kita kehidupan.
Beliau menunjukkan bahwa
kekuatan ini tidak dapat ditemukan dalam pengetahuan manusia atau
kecerdasan manusia. "Menjadi orang bodoh" – Paus Fransiskus mendesak -
tidak mencari keamanan dalam pengetahuan Anda atau dalam pengetahuan
dunia". Dan Paus Fransiskus mengatakan bahwa meskipun Paulus telah
belajar dengan para guru yang paling berpengetahuan luas pada masanya,
ia tidak pernah menyombongkan pengetahuannya. Dalam sebuah jalan
"pengunjingan" – Paus Fransiskus mengatakan - ia membanggakan
dosa-dosanya dan perjumpaannya dengan Kristus dan salib, karena
perjumpaan antara dosa-dosanya dan darah Kristus itu adalah satu-satunya
perjumpaan keselamatan yang ada. Dan ketika kita melupakan perjumpaan
itu - Paus Fransiskus mengatakan - kita kehilangan daya kekuatan Kristus
dan kita berbicara tentang perkara Allah dengan sebuah bahasa manusia,
Dan ini – beliau mengatakan - tidak berguna.
Paus Fransiskus
juga mengingat kisah Injil tentang Petrus dan hasil tangkapan ikan yang
ajaib yang di dalamnya Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, pergilah
dari padaku, karena aku ini seorang berdosa". Pada saat pertemuan antara
dosa-dosanya dan Kristus ini, Paus Fransiskus berkata, Petrus menemukan
keselamatan. Jadi, Paus mengatakan : "tempat istimewa bagi sebuah
perjumpaan dengan Kristus adalah dosa-dosa kita. Jika seorang Kristiani
tidak mampu melihat dosa-dosanya dan keselamatannya dalam darah Kristus,
ia hanya telah pergi setengah jalan. Ia adalah seorang Kristiani yang
suam-suam kuku. Dan Paus menunjuk kepada mereka Gereja-gereja yang
menurun martabatnya, paroki-paroki yang menurun martabatnya,
lembaga-lembaga yang menurun martabatnya ini di mana tentunya
orang-orang Kristiani tidak pernah benar-benar bertemu Kristus atau juga
mereka melupakan perjumpaan itu.
Paus Fransiskus mengakhiri
homilinya dengan mengundang umat beriman untuk bertanya pada diri mereka
sendiri apakah mereka mampu mengatakan kepada Tuhan mereka adalah
orang-orang berdosa; apakah mereka benar-benar percaya Tuhan telah
memberi mereka sebuah kehidupan baru; apakah mereka percaya di dalam
Kristus. Karena – beliau berkata - seorang Kristiani bisa membanggakan
tentang dua hal : tentang dosa-dosanya dan tentang Kristus di kayu
salib.
******************
(Peter Suriadi, 4 September 2014)
Website :
http://pds-artikel.blogspot.com
No comments:
Post a Comment